Selasa, November 15, 2011

Statement FOR

Pernyataan for digunakan untuk melakukan looping. Pada umumnya looping yang dilakukan oleh for telah diketahui batas awal, syarat looping dan perubahannya. Selama kondisi terpenuhi, maka pernyataan akan terus dieksekusi.



• Inisialisasi merupakan pemberian nilai awal.
• Syarat Pengulangan : memegang kontrol terhadap pengulangan, karena bagian ini yang akan menentukan suatu perulangan diteruskan atau dihentikan.
• Pengubah nilai pencacah merupakan statement control untuk perulangan. Umumnya mengatur kenaikan atau penurunan nilai pencacah. Bila pernyataan didalam for lebih dari satu maka pernyataan-pernyataan tersebut harus diletakan didalam tanda kurung.



Contoh 1.

#include<conio.h>
#include<iostream.h>
void main()
{
int a;
clrscr();
for(a = 0; a <= 10; a++)
cout<<a<<" ";
getch();
}

Contoh 2.
# include <conio.h>
# include <iostream.h>
void main()
{
clrscr();
for(int a = 20; a >= 1; a-=2)
cout<<a<<endl;
getch();
}


Selain berupa angka, pencacah perulangan juga dapat berupa karakter.
Contoh 3.
for (huruf = ‘Z’; huruf >= ‘A’; huruf--)
{
cout << "Huruf abjad= " << huruf << "\n";
}


Nested For
Perulangan bertumpuk secara sederhana dapat diartikan : terdapat satu atau lebih loop di dalam sebuah loop. Banyaknya tingkatan perulangan, tergantung dari kebutuhan. Biasanya, nested loops digunakan untuk membuat aplikasi matematika yang menggunakan baris dan kolom. Loop luar, biasanya digunakan untuk mendefinisikan baris. Sedangkan loop dalam, digunakan untuk mendefinisikan kolom


for(int baris = 1; baris <= 4; baris++)
{
for (int kolom = 1; kolom <= 5; kolom++)
{
cout<<kolom<<" ";
}
cout<<endl;
}


Penjelasan program di atas:

Perulangan akan menghasilkan nilai sebagai berikut :
baris =1 ;
kolom = 1; cetak 1
kolom = 2; cetak 2
kolom = 3; cetak 3
kolom = 4; cetak 4
kolom = 5 ; cetak 5
ganti baris !

baris =2 ;
kolom = 1; cetak 1
kolom = 2; cetak 2
kolom = 3; cetak 3
kolom = 4; cetak 4
kolom = 5 ; cetak 5
ganti baris !

baris =3 ;
kolom = 1; cetak 1
kolom = 2; cetak 2
kolom = 3; cetak 3
kolom = 4; cetak 4
kolom = 5 ; cetak 5
ganti baris !

baris =4 ;
kolom = 1; cetak 1
kolom = 2; cetak 2
kolom = 3; cetak 3
kolom = 4; cetak 4
kolom = 5 ; cetak 5
ganti baris !
selesai.

Dan di layar akan muncul hasil dengan bentuk matrik sebagai berikut:
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5

contoh program:

#include<conio.h>
#include<iostream.h>
void main()
{
int bil;
clrscr();
cout<<"Inputkan Jumlah Bintang = "; cin>>bil;
for (int i=1; i<=bil; i++)
{
for (int j=1; j<=i; j++)
{
cout<<"*";
}
cout<<endl;
}
getch();
}

Array 1 Dimensi

Array merupakan kumpulan dari nilai-nilai data yang bertipe sama dalam
urutan tertentu yang menggunakan nama yang sama. Dengan menggunakan
array, sejumlah variabel dapat memakai nama yang sama. Letak atau posisi dari
elemen array ditunjukkan oleh suatu index. Dilihat dari dimensinya array dapat
dibagi menjadi Array dimensi satu, array dimensi dua dan array multi-dimensi.
Bentuk Umum pendeklarasian array :


Contoh :

int nil[5];

Nilai suatu variabel array dapat juga diinisialisasi secara langsung pada saat
deklarasi, misalnya:

int nil[5] = { 1,3,6,12,24 };

Maka di penyimpanan ke dalam array dapat digambarkan sebagai berikut:



Mengakses nilai array
Untuk mengakses nilai yang terdapat dalam array, mempergunakan sintak:

nama_array[index];

Pada contoh di atas, variabel nil memiliki 5 buah elemen yang masing-masing
berisi data. Pengaksesan tiap-tiap elemen data adalah:



Misal, untuk memberikan nilai 75 pada elemen ke 3, maka pernyataannya
adalah:

nil[2] = 75;


atau jika akan memberikan nilai array kepada sebuah variabel a, dapat ditulis:

a = nil[2];


Contoh Penerapan:

Misalkan kita memiliki sekumpulan data ujian seorang siswa, ujian
pertama bernilai 90, kemudian 95,78,85. Sekarang kita ingin menyusunnya
sebagai suatu data kumpulan ujian seorang siswa. Dalam array kita
menyusunnya sebagai berikut:

ujian[0] = 90;
ujian[1] = 95;
ujian[2] = 78;
ujian[3] = 85;

Empat pernyataan diatas memberikan nilai kepada array ujian. Tetapi
sebelum kita memberikan nilai kepada array, kita harus mendeklarasikannya
terlebih dahulu, yaitu :

int ujian[4];

Perhatikan bahwa nilai 4 yang berada didalam tanda kurung menujukkan
jumlah elemen larik, bukan menunjukkan elemen larik yang ke-4. Jadi elemen
larik ujian dimulai dari angka 0 sampai 3. Pemrogram juga dapat
menginisialisasi larik sekaligus mendeklarasikannya, sebagai contoh :

int ujian[4] = {90,95,78,85};


contoh progaram 1


#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
//inisialisasi array
// int ujian[5]= {90,95,78,85};
int ujian[5];
//input data ke array
for (int k=0;k<5;k++)
{
cout<<"masukkan data nilai ujian["<<k<<"] = ";
cin>>ujian[k];
}
//tampil data array
for (int j=0;j<5;j++)
{
cout<<"data nilai ujian["<<j<<"] = "<<ujian[j]<<endl;
}
getch();
}



contoh program 2:



#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
float data[5];
float rata, total = 0;
//input data ke array
for (int k=0;k<5;k++)
{
cout<<"masukkan data["<<k<<"] = ";
cin>>data[k];
}
//menghitung total nilai pada array
for (int j=0;j<5;j++)
{
total = total + data[j];
}
//menghitung rata - rata
rata = total / 5;
cout<<"rata - rata data pada array = "<<rata<<endl;
getch();
}



contoh program 3:


#include<iostream.h>
#include<conio.h>
void main()
{
int data[10] = {4, 1, 0, -9, 8, 5, -1, 2, 3, -7};
int elemen, ketemu, x;
cout << "Data yang dicari : ";
cin >> x;
ketemu = 0;
for(elemen=0; elemen<= 9; elemen++)
{
if (data[elemen] == x)
{
ketemu = !ketemu;
break;
}
}
if (ketemu == 0)
cout << "Data tidak ditemukan ";
else
cout << "Data ada di elemen : " << elemen;
getch();
}